Selasa, 16 Oktober 2012

klimakterium


BAB II
TINJAUAN TEORI

1.1              PENGERTIAN
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita umum 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan. Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, melainkan suatu masa peralihan yang normal berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua sehingga hormon estrogen menurun dan hormon bonadotropin meningkat ( Sarwono 1999 ).
Klimakterium suatu masa peralihan antara tahun-tahun reproduktif akhir dan berakhir pada masa senium, sekitar umur 40 – 65 tahun ( Purwoastutik, 2008 ).
Klimakterium masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non produktif usia 45 – 50 tahun ( Dini, 2002 ).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa klimakterium adalah masa peralihan dari masa reproduktif ke masa non reproduktif.

1.2  ETIOLOGI
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pasa seorang wanita telah terjadi berbagai perubahan pada ovarium. Seperti berkurangnya jumlah volikel. Penurunan fungsi ovarium itu menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropi. Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofisis.
Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian turunya reproduksi steroid ovarium menyebabkan berkurang reaksi umpan balik negative terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.
Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran klinis dari devisiensi estrogen dapat berupa gangguan siklus haid ( Hanifa Wikn Josastro, 1999 )


1.3  GEJALA KLIMAKTERIUM
a.       Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang dengan interval waktu yang lebih lambat atau lebih sedikit
b.      Kotoran haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit
c.       Muncul gangguan-gangguan fasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh – pembuluh darah
d.      Merasa pusing, disertai sakit kepala terus – menerus
e.       Berkeringat banyak di malam hari dan wajah memerah
f.       Sulit tidur, hal ini mungkin berkaitan dengan rasa tegang akibat berkeringat di malam hari, kemudian wajah memerah
g.      Iritasi kulit yaitu sensasi iritasi di bawah kulit seperti perasaan digigit semut
( Hanifa Wikn Josastro, 1999 )

1.4  PERUBAHAN ORGAN REPRODUKSI
a.       Ovarium
Pada ovarium yang gagal, keseimbangan antara hormone esterogen dan progesterone, akan hilang dengan menurunnya produksi hormone , sehingga menimbulkan pengaruh terhadap sindrom pra haid dan haid itu sendiri.
b.      Uterus
Uterus mengecil, disebabkan oleh menciutnya selaput lender rahim ( Atrofi endometrium ) juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. Serabut dan pembuluh otot rahim menebal dan menonjol.
c.       Vagina dan Vulva
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan – lipatan berkurang secret menjadi encer, sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama.
d.      Penimbunan Lemak
Penyebaran lemak terdapat pada tungkal, perut bagian bawah dan lengan atas. Ini diduga ada hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolism lemak
e.       Hipertensi ( tekan darah tinggi )
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah. Pada wanita usia 45 – 70 tahun diketahui peningkatan tekanan darah tersebut dimulai selama klimakterium.
f.       Hiperkolesterolenia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak totas.
g.      Aterosklerosis
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatnya faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis.

1.5  PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Sehubungan dengan perubahan fisik terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan ini mengakibatkan timbulnya suatu krisis antara lain depresi – depresi ( kemurungan ), mudah kelelahan gugup, insomnia nyeri sendi. Namun tampaknya hal – hal tersebut tak memiliki hubungan kausal dengan estrogen. Pada usia ini baik laki – laki ataupun perempuan yang mengalami keluhan adalah akibat dari peristiwa – peristiwa kehidupan pada kehidupan sebelumnya ( Sarwono, 2011 )

1.6  PATOFISIOLOGI
Pada usia reproduktif, indung telur wanita mengandung 200.000 – 400.000 folikel yang berisi bahan – bahan yang diperlukan untuk membentuk sel telur. Indung telur juga menghasilkan dua jenis hormone utama yaitu estrogen dan progesterone. Kemampuan indung telur menghasilkan folikel dan hormone menurun dengan bertambahnya usia. Klimakterium terjadi apabila pembentukan sel telur pada folikel dihentikan, juga ditandai dengan berhentinya sekresi estrogen dan progesterone tetapi memproduksi testoteron walaupun dalam jumlah kecil.

1.7  DIAGNOSIS




1.8  PEMERIKSAAN
Pemeriksaan tahunan pada wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal – hal penting seperti :
1.      Tinggi Badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih
2.      Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada mulut, gigi, dan gusi.
3.      Pemeriksaan panggul dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan.
4.      Rectum periksa adanya fisura.

1.9  PENCEGAHAN
1.      Pengaturan makanan rendah lemak atau kolesterol cukup diet. A, C, D E dan cukup serat.
2.      Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti : kacang – kacangan, padi, sereal, sayuran, makanan dengan kadar gula rendah
3.      Tahapan asupan kalsium 1000 – 1500 mg per hari dan vitamin D.

1.10          PENATALAKSANAAN
a.       Psikoterapi
b.      Sedatifa
c.       Balneo terapi ( pengaturan diet )
d.      Substitusi hormonal

1.11          POLA HIDUP SEHAT





DAFTAR PUSTAKA

Ilmu kandungan Prof. Dr Hanifa Wiknjosatro, DSOG Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Jakarta 1999.
Menopause dan Andropause, Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Jakarta 2003 Dr. Med Ali Baziad, SPOG – KFER
Prof. Dr. Mochamad Anwar, mmedsc, SPOG PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta 2011.