BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1.1
PENGERTIAN
Klimakterium
adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium
dan terjadi pada wanita umum 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai
macam keluhan. Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, melainkan suatu masa
peralihan yang normal berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause.
Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua sehingga hormon estrogen
menurun dan hormon bonadotropin meningkat ( Sarwono 1999 ).
Klimakterium
suatu masa peralihan antara tahun-tahun reproduktif akhir dan berakhir pada
masa senium, sekitar umur 40 – 65 tahun ( Purwoastutik, 2008 ).
Klimakterium
masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode
non produktif usia 45 – 50 tahun ( Dini, 2002 ).
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa klimakterium adalah masa
peralihan dari masa reproduktif ke masa non reproduktif.
1.2 ETIOLOGI
Sebelum
haid berhenti, sebenarnya pasa seorang wanita telah terjadi berbagai perubahan
pada ovarium. Seperti berkurangnya jumlah volikel. Penurunan fungsi ovarium itu
menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropi. Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara
hipotalamus – hipofisis.
Pertama-tama
terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian turunya reproduksi steroid
ovarium menyebabkan berkurang reaksi umpan balik negative terhadap hipotalamus.
Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.
Secara
endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran klinis dari devisiensi estrogen
dapat berupa gangguan siklus haid ( Hanifa Wikn Josastro, 1999 )
1.3 GEJALA
KLIMAKTERIUM
a. Menstruasi
menjadi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang dengan interval waktu
yang lebih lambat atau lebih sedikit
b. Kotoran
haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit
c. Muncul
gangguan-gangguan fasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh –
pembuluh darah
d. Merasa
pusing, disertai sakit kepala terus – menerus
e. Berkeringat
banyak di malam hari dan wajah memerah
f. Sulit
tidur, hal ini mungkin berkaitan dengan rasa tegang akibat berkeringat di malam
hari, kemudian wajah memerah
g. Iritasi
kulit yaitu sensasi iritasi di bawah kulit seperti perasaan digigit semut
(
Hanifa Wikn Josastro, 1999 )
1.4 PERUBAHAN
ORGAN REPRODUKSI
a. Ovarium
Pada ovarium yang gagal, keseimbangan antara hormone
esterogen dan progesterone, akan hilang dengan menurunnya produksi hormone ,
sehingga menimbulkan pengaruh terhadap sindrom pra haid dan haid itu sendiri.
b. Uterus
Uterus mengecil, disebabkan oleh menciutnya selaput
lender rahim ( Atrofi endometrium ) juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan
perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. Serabut dan pembuluh otot rahim
menebal dan menonjol.
c. Vagina
dan Vulva
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan
dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan – lipatan berkurang secret menjadi
encer, sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama.
d. Penimbunan
Lemak
Penyebaran lemak terdapat pada tungkal, perut bagian
bawah dan lengan atas. Ini diduga ada hubungannya dengan penurunan estrogen dan
gangguan zat dasar metabolism lemak
e. Hipertensi
( tekan darah tinggi )
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan
tekanan darah. Pada wanita usia 45 – 70 tahun diketahui peningkatan tekanan
darah tersebut dimulai selama klimakterium.
f. Hiperkolesterolenia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan
peningkatan kolesterol dan penurunan lemak totas.
g. Aterosklerosis
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
menyebabkan meningkatnya faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis.
1.5 PERUBAHAN
PSIKOLOGIS
Sehubungan
dengan perubahan fisik terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan
psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan ini mengakibatkan
timbulnya suatu krisis antara lain depresi – depresi ( kemurungan ), mudah
kelelahan gugup, insomnia nyeri sendi. Namun tampaknya hal – hal tersebut tak
memiliki hubungan kausal dengan estrogen. Pada usia ini baik laki – laki
ataupun perempuan yang mengalami keluhan adalah akibat dari peristiwa –
peristiwa kehidupan pada kehidupan sebelumnya ( Sarwono, 2011 )
1.6 PATOFISIOLOGI
Pada
usia reproduktif, indung telur wanita mengandung 200.000 – 400.000 folikel yang
berisi bahan – bahan yang diperlukan untuk membentuk sel telur. Indung telur
juga menghasilkan dua jenis hormone utama yaitu estrogen dan progesterone.
Kemampuan indung telur menghasilkan folikel dan hormone menurun dengan
bertambahnya usia. Klimakterium terjadi apabila pembentukan sel telur pada
folikel dihentikan, juga ditandai dengan berhentinya sekresi estrogen dan
progesterone tetapi memproduksi testoteron walaupun dalam jumlah kecil.
1.7 DIAGNOSIS
1.8 PEMERIKSAAN
Pemeriksaan
tahunan pada wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup
hal – hal penting seperti :
1. Tinggi
Badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih
2. Kulit,
evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada mulut, gigi, dan gusi.
3. Pemeriksaan
panggul dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan.
4. Rectum
periksa adanya fisura.
1.9 PENCEGAHAN
1. Pengaturan
makanan rendah lemak atau kolesterol cukup diet. A, C, D E dan cukup serat.
2. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung fitoestrogen seperti : kacang – kacangan, padi, sereal,
sayuran, makanan dengan kadar gula rendah
3. Tahapan
asupan kalsium 1000 – 1500 mg per hari dan vitamin D.
1.10
PENATALAKSANAAN
a. Psikoterapi
b. Sedatifa
c. Balneo
terapi ( pengaturan diet )
d. Substitusi
hormonal
1.11
POLA HIDUP SEHAT
DAFTAR
PUSTAKA
Ilmu kandungan Prof. Dr
Hanifa Wiknjosatro, DSOG Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Jakarta 1999.
Menopause dan
Andropause, Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Jakarta 2003 Dr. Med Ali Baziad,
SPOG – KFER
Prof. Dr. Mochamad
Anwar, mmedsc, SPOG PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta 2011.