Sabtu, 18 Mei 2013

gizi seimbang bagi daur kehiduupan


 BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Konsep Dasar Ilmu Gizi
Definisi ilmu gizi pada awalnya adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak mulai ditelan sampai di ubah menjadi bagian tubuh dan energi atau di eksresikan sebagai sisa. Pengertian ini kemudian berkembang seiring dengan tujuan akhir ilmu gizi yaitu untuk mencapai, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan tubuh melalui konsumsi makanan.
Definisi ilmu gizi yang digunakan sekarang adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang mempelajari tentang makanan dikaitkan dengan kesehatan tubuh. Definisi ini memungkinkan kajian dan ruang lingkup ilmu gizi menjadi lebih luas, tidak terbatas pada makanan yang dikonsumsi. Istilah lain yang berkaitan dengan gizi dan penting dipahami diantaranya :
1.    Zat gizi
Adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
2.      Gizi
Adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilakan energi.
3.      Pangan
Adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan, baik dalam kondisi mentah atau matang, hasil olahan ataupun bahan mentah.
4.    Makanan
Adalah bahan selain obat yang mengandung zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat di ubah menjadi zat gizi oleh tubuh, dan berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
5.    Bahan makanan
Adalah makanan dalam keadaan mentah (belum mengalami proses pengolahan).
6.    Status gizi
Adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.

B.     Gizi Seimbang Bagi Balita
1.      Kebutuhan gizi balita
Kebutuhan masing-masing zat gizi untuk kelompok balita dapat kita lihat pada Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Selain zat gizi esensial, kebutuhan cairan juga harus diperhatikan karena penting bagi anak untuk mencegah dehidrasi selama bergerak dan berolahraga, karena anak-anak beresiko stres akibat dehidrasi dan panas. Anak-anak berkeringat dan semakin kepanasan saat bergerak. Beberapa jenis olahraga seperti sepak bola dan hoki yang membuat tubuh lemas. Mekanisme haus mungkin tidak bekerja selama balita beraktifitas dan tidak menyadari bahwa mereka membutuhkan air. Sebaiknya tidak memberikan softdrink dan jus buah yang tidak di encerkan kepada anak-anak karena pemberian karbohidrat tinggi dapat menyebabkan kram perut, mual, dan diare.
Perilaku dan kebiasaan makan balita sangat dipengaruhi oleh orangtua dan orang tua terdekatnya. Perilaku makan yang tidak sehat akan menyebabkan pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak sesuai sehingga akan menimbulkan pemenuhan gizi yang tidak sesuai sehingga akan menimbulkan permasalahan permasalahan gizi dan kesehatan pada balita dan anak.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi balita
a.       Pengaruh ibu                                         
Kurangnya   pengetahuan   ibu    dan keterampilan yang mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman bahan makanan.
b.      Prasangka buruk                                   
Anggapan   terhadap  jenis  makanan  tertentu yang bisa mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.
c.       Pantangan                                             
Pantangan terhadap makanan  tertentu yang telah menjadi kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.
d.      Kesukaan yang berlebihan                    
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.
e.       Jarak kelahiran yang terlalu cepat         
Jarak   antara   dua    kelahiran   yang terlalu   rapat   yaitu   kurang   dari   1 tahun.      
f.       Sosial ekonomi                                     
Tingkat  penghasilan   keluarga  yang mempengaruhi status gizi kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.
g.      Penyakit pada anak                              
Penyakit   yang   diderita   pada  anak yang menyebabkan terganggunya status gizi balita.
3.      Prinsip gizi seimbang balita
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
4.      Pengelolaan bahan makanan untuk balita
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga. Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
a.       Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
b.      Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang, dan malam).
c.       Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
5.      Menu seimbang balita
a.       Karbohidrat
Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
b.      Buah dan  Sayur
Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi yang berbeda.
c.       Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.
d.      Protein
Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
e.       Lemak dan Gula
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.

C.     Gizi Seimbang Pada Usia Reproduksi
1.        Pengaruh status gizi pada sistem reproduksi
Kebutuhan energi dan nutrisi remaja dipengaruhi oleh usia reproduksi, timgkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut. Remaja yang berasal dari sosial ekonomi rendah, sumber makanan yang adekuat tidakterpenuhi, dan mempunyai risiko defiensi zat besi sebelum hamil. Pemberian tambahan energi diberikan kepada remaja dengan berat badan rendah. Penambahan energi kepada remaja didapatkan biasanya dengan meningkatkan nafsu makan akan tetapi seseorang remaja sering terlalu memperhatikan penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat mengalami peningkatan resiko difisiensi zat besi, karena kebutuhan yang meningkat sebuhungan dengan pertumbuhan.
Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi aman untuk hamil. Penambahan berat badan yang tidak adekuat lebih sering terjadi pada orang yang ingin kurus , ingin menyembunyikan kehamilannya, tidak mencukupi sumber makanannya, dan menggunakan obat- obat terlarang.
2.      Zat gizi pendukung fertilitas.
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan adalah mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknaya pasangan menghindari makanan  yang terlalu diolah atau mengandung bahan- bahan tiruan, diantaranya keju olahan, daging olahan, makanan beku, makanan kalengan , bila membeli buah-buahan jangan yang dalam kaleng atau hanya sirupnya saja. Untuk sayuran hidarkan sayuran kalengan, kudapan asin ,kacang dan minyak terhidrogenasi, hindari roti putih jangan terlalu sering minum susu , skim kalengan ,jangn mengonsumsi makanan yang tidak segar lagi. Menurut Neil (2001) untuk menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan sebagai berikut : daging, dan ikan , telur , kacang-kacangan , buah dan sayuran (buah,sayuran mentah,makanan segar, jus buah dan sayuran , buah kering), dan roti dan sereal yang tidak banyak diolah ( roti,bubur,makanan kering , biji-bijian, gandum, spageti , dan beras merah ), susu dan hasil olahan (susu, yogurht, keju).
Pilih makanan yang belum disuling : nasi, roti, sereal, dan kripsi, biji –bijian, makanlah makanan segar seperti susu dan sayuran, bagi yang mentah atau yang telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk pembuahan. Kacang-kacangan dan biji-bijian dari tanaman juga sangat bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi sekali seminggu. Untuk daging berfariasi, sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Memasak lebih baik dikukus, pengaturan gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19-26 tahun 
3.      Pengaruh zat gizi pada fertilitas
Kesuburan seseorang selain dapat dipengaeruhi oleh faktor  keturunan dan faktor usia, juga dipengaruhi oleh faktor gizi pasangan , faktor gizi ini mempunyaio peran yyang sangat penting dalam mendukung kesuburan tersebut. Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi hal ini dapat diketahui apabila seseorang mengalami anoreksia nerfosa, maka akan terlihat perubahan- perubahan hormonal tertentuy ang ditandai dengan penurunans berat badan yang mencolok , hal ini terjadi penurunan pola skresinya, kejadian tersebut berhungan dengan gangguan fungsi hipotalamus padea wanita anoreksia kadar hormin steroit mengalami perubahan yaitu meningkatkan kadar testosteron serum dan penurunan ekspresi 17 – sketo –steroit dalam urine, diantaranya androsteron dan epiodrosteron , dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi. Bila anoreksia tidak terlalu berat dapat diberikan hormon GRH( Gonado-Trophin Relating Hormone ) , karena hormon tersebut dapat mengembalikan siklus haid kearah normal. Berhubungan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata wanita gemuk memiliki risiko tinggi terhadapt ovulasi inferlil, dan fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjadi tidak subur. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat badan terlalu cepat, pada umumnya peningkatan berat badan disebabkan karena asupan gizi yang berlebihan. Bial siklus berlangsung tanpa ovulasi pada wanita gemuk menunjukkan adanya kelainan pada [engeluaran hormon. Bila kadar SHBG rendah, akan terjadi peningkatan produksi hormon androgen baik di ovarium maupun di kelenjar adrenal. Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen menjadi estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH serta terjadi hiperandrogenisme. Mekanisme lain adalah gangguan pematangan folikel akibat peningkatan LH dan kadar testosteron yang rendah. Wanita kegemukan dengan siklus menstruasi normal kadar testosteronnya lebih rendah pada wanita gemuk ia mengalami amenore. Seberapa gemuk yang akan menyebabkan siklus anovulasi tidak diketahui dengan pasti, yang jelas bahwa dia dan berat badan sangat memengaruhi fungsi menstruasi. Berdasarkan uraian diatas sudah jelas diet memengaruhi siklus menstruasi. Hal ini memengaruhi siklus perubahan kadar hormon streroit yang merupakan faktor kunci dalm proses pengaturan siklus tersebut. Walaupun telah terbukti bahwa gizi lebih maupun gizi kurang mengurangi tingkat fertilitas, namun mekanismenya terjadi masih belum jelas. Pada wanita dengan diet normal asupan kalori memengaruhi  siklus menstrusi , tetapi belum jelas asupan apa yang berkontribusi pada peningkatan asupan kalori. Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroit dibuktikan diet rendah lemak memperpanjang siklus hari menstruasi serta memperpanjang lamanya fase folikuler.
4.      Hubungan status gizi dengan menstruasi
a.         Menarke
Menarke adalah haid pertama terjadi yang merupakan ciri khas kedewasaan seseorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarke baik dari faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan – keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasanya nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi pada beberapa remaja keluhan – keluhan tersebut tidak dirasakan , hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi selain olahraga yang teratur (Brunner , 1996)..
Hormon yang berpengaruh terjadinya menarke adalah estogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi, selama siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbihidrat, mineral, vitamin maunoun air digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Krummel, 1996 )
Gizi kurang atau terbatas selain akan memengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan ternggunya fungsi  reproduksi. Hal ini akan berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagian bahan perbandingan di bawah ini akan di uraikan tentang asupan energi total dan keragaman komponen diet.
Asupan energi berfariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal di bandingkan fase folikuler, peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan extra penambahan 87/500 Kkal / hari. Kesimpulanya bahwa estrogen menggakibatkan efek penekanan atau penurunan terhadap nafsu makan (Krummel 1996) identifikasi tentang jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan asupan energi belum didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidrat merupakan sumber peningkatan asupan kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa konsumsi sofdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama vaseluteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada vaseluteal. Dengan demikian selama vaseluteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada vaseluteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi, apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
b.         Menstruasi
Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dianggap mempengaruhi siklus menstruasi setra penampilan reproduksi. Tetapi timbul pertanyaan seberapa sering faktor diet di pandang sebagai penyebab timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan diet sebagai metode perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau tumpang tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalam hal lemak, serat dan nutrien lainnya (Krummel, 1996).
c.         Diet Vegetarian
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, sembilan orang vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata vase volikuler memanjang, rata-rata 4,2 hari juga FSH meningkat, E2 menurun secara signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang kurang daging selama 2 bulan mengalami pemendekan vase volikuler rata-rata 3,8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan peningkatan kadar LH. Setelah mengalami 2 kali injeksi LHRH, terjadinya hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuensi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26,5% pada vegetarian dan 4,9% non vegetarian.
d.        Diet Rendah Lemak
Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet tinggi lemak tidak memberikan kadar hormon dalam plasmadan urin kesimpulan tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks. Sedangkan pada diet rendak lemak akan menyebabkan 3 efek utama: panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1,3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari, dan hari volikuler meningkat rata-rata 0,9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya vase menstruasi dan vase volikuler.
Sindrompremenstrua adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang sebelum haid keluar. Gejala utama meliputi sakit kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit pada payudara dan perasaan begah pada perut. Tindakan yang dilakukan entuk mengatasi kasus sindrompremenstrua adalah menganjurkan perubahan diet selain menambah suplemen nutrisi, walaupun secara tidak secara khusus jenis nutrisinya apa. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan gula, garam, daging, lemak hewani, alkohol, kopi, rokok. Sedangkan yang perlu ditambah konsumsinya adalah jenis ikan, unggas, roti, kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun hijau dan sereal (Krummel, 1996).
Kebanyakan klien sindrompremenstrua mengkonsumsi susu dan produknya sebanyak 5 kali lipat dan 3 kali lipat untuk gula halus. Dengan mengkonsumsi gula rendah lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan dengan pembentukan serotonin didalam otak.

D.    Gizi Seimbang Pada Menopause
1.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MENOPAUSE
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause
a.       Usia pertama haid
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b.      Diabetes Melitus
Penyakit autoimun seperti Diabetes Melitus menyebabkan terjadinya menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang terbentuk akan menyerang FSH.
c.       Perokok berat
Pada wanita perokok diperoleh usia menopause lebih awal, sekitar 1,5 tahun (Varney. H, 2006: 302)
d.      Minum alkohol
Wanita yang nulipara dan wanita yang banyak mengonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami menopause yang lebih lambat.
e.       Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang, atau pepaya (Baziad. A, 2010).
f.       Sosial ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.
2.      KEBUTUHAN GIZI PADA MENOPAUSE.
a.       Makanlah aneka ragam makanan
b.      Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia dan umbi)
c.       Batasi minyak dan lemak secara berlebihan
d.      Akanlah sumber zat besi secara bergantian antara sumber hewani dan nabati
e.       Minumlah air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya dan telah didihkan
f.       Kurangi konsumsi makanan jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak
g.      Perbanyak frekuensi makan hewani laut dalam menu harian
Gunakanlah garam berodium, namaun batasilah penggunaan garam secar berlebihan, kurangi konsumsi makanan dengan pengawet.
h.      Pedoman umum gizi seimbang untuk lansia
khusus untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Pedman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan dasar gizi seimbang bagi lansia dengan dasar PUGS dan dengan memeprtimbangkan pengurangan berbagai resiko pentyakit degenerasi yang dihadapi para lansia

3.      KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK MENOPOUSE
a.       Kalsium
Sebuah penurunan ekstrim dalam massa tulang terjadi selama menopause. Itu menyebabkan tulang rapuh dan cenderung untuk retak. Maka, butuh asupan makanan yang kaya akan kalsium dan Vitamin D. Sebuah sumber kalsium yang baik ditemukan dalam susu, keju, yoghurt, salmon, almond, dan sayuran hijau. Vitamin D meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.
b.      Vitamin
Vitamin adalah kebutuhan nutrisi untuk menopause, salah satu efek samping yang umum dari menopause adalah demam. Akibat penurunan pada organ reproduksi, tubuh wanita mengalami percampuran suhu. Hal ini terjadi karena kurangnya Vitamin E. Jadi, konsumsilah asupan makanan kaya vitamin E. Salah satu sayuran terbaik adalah bawang. Vitamin B12 juga dapat mengurangi gejala.
c.       Besi
Untuk menjaga tingkat hemoglobin dalam darah Anda stabil, dosis sempurna dari suplemen zat besi sangat dibutuhkan. Kekurangan zat besi dalam darah dapat menyebabkan kelemahan, iritasi, dan perubahan suasana hati. Beberapa suplemen zat besi yang baik ada pada sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, telur, dan unggas
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar